nikah 2 batukmu sempal.
Kadang dalam kesendirian, saya merasakan kemirisan yang teramat dalam. Betapa tidak, di usia saya yang sudah menginjak 22 tahun ini, saya belum juga diberikan momongan, eh, pendamping maksudnya. Pokoknya ngenes. Dua adik perempuan saya sudah kenal yang namanya pacaran, adik pertama saya malah sudah gonta-ganti pacar. Sedangkan saya? Persis kaya absensi kelas satu SD, NIHIL.
Kawan-kawan seangkatan saya rata-rata sudah pada punya pacar, beberapa ada yang sudah berumah-tangga, dan bahkan segelintir diantaranya malah sudah punya anak, untung saja ndak ada satupun teman seangkatan saya yang sudah punya cucu.
Nah, atas dasar itulah beberapa tetangga dan kerabat sering meledek saya, "Kapan kamu mau kawin?", dan biasanya saya jawab dengan enteng, "Saya masih mencoba mencari wanita terbaik, karena selama ini, wanita-wanita yang mendekati saya hanya mengincar tubuh saya semata" #Hassuk.
"Saya ini kan kerjanya belum mapan, belum punya kapabilitas untuk berumah tangga, lha wong masang regulator tabung gas saja saya masih belum cakap kok" begitu pembelaan saya yang lain.
"Ibarat buah, saya ini masih belum gemading ataupun matang, saya ini masih mentah", "Lho, tapi kan buah mentah bisa dimatengkan lebih cepat, pakai karbit misalnya, Hayo!, jadi kapan kamu mau nikah lin!", sanggah kerabat saya.
Ah, pokoknya kalau sudah urusan nikah, saya pasti kalah omong. Selalu kena skak mat dan kehabisan kata-kata untuk menyanggah. Padahal kalau sudah ngomongin hal lain, mulut saya ini sudah bagaikan magazine yang pelurunya berebutan untuk keluar.
Dikiranya saya ini ndak pengin nikah apa? Saya ini sebenarnya juga sudah pengin nikah, Imron saya sudah bergejolak sejak lama. Tapi hanya belum ada saja calon yang bersedia cocok. Jadi mau gimana lagi, ya harus sabar. Sabar sampai Alloh mempertemukan jodoh saya kepada saya. Toh saya sudah berusaha, mulai dari stalking sampai ngegombal. Berdoa juga ndak ketinggalan. Padahal dalam hal kriteria wanita idaman, saya ndak menuntut kriteria yang tinggi-tinggi kok, Cantik ndak papa, yang penting kaya dan sholekhah.
Dan juga sebagai laki-laki, saya ini baik hati, pinter, rajin nabung, bukan tapol, punya blackberry lagi (walau bekas dan ndak pernah saya paketin). Hayo, kurang apa lagi coba? kan ya cuman kurang cakep aja tho?
Nah, untuk para wanita lajang yang kebetulan baca blog ini, saya kasih tahu satu hal. Kalau anda nikah sama pria cakep, putih, tinggi, kaya, lagi baik hati, yakinlah, setiap ditinggal suami, maka anda akan senantiasa was-was, takut suami anda dicolek perempuan lain. Tapi kalau anda nikahnya sama pria yang mukanya minoritas (saya contohnya), maka anda akan tetap tenang dan istiqomah di rumah saat ditinggal suami. Boro-boro dicolek perempuan lain, setan mau ndulit juga sungkan.
Nah, jadi, untuk para perempuan, sudahkah anda minum yakult hari ini?
Description : nikah 2 batukmu sempal. Kadang dalam kesendirian, saya merasakan kemirisan yang teramat dalam. Betapa tidak, di usia saya yang sudah meng...
0 Response to "nikah nikah batokmu kui"
Posting Komentar